Biasakan Sebut “Tugu Putri Lamlai Suri” bukan Telur Pecah

Redaksi

SARAT MAKNA: Tugu Putri Lamlai Suri yang memliki ikatan sejarah dengan cerita rakyat Kabupaten Bulungan justru seringkali terkuburkan dengan penyebutan Tugu Telur Pecah yang tidak memiliki ikatan makna sejarah dengan bangunan ikonik tersebut. Foto:Dedi Suhendra/tanjungnews.com
SARAT MAKNA: Tugu Putri Lamlai Suri yang memliki ikatan sejarah dengan cerita rakyat Kabupaten Bulungan justru seringkali terkuburkan dengan penyebutan Tugu Telur Pecah yang tidak memiliki ikatan makna sejarah dengan bangunan ikonik tersebut. Foto:Dedi Suhendra/tanjungnews.com

Revitalisasi Tugu Putri Lamlai Suri Mulai Dikerjakan Tahun 2024

BULUNGAN- TANJUNGNEWS.COM – Keberadaan Tugu Putri Lamlai Suri yang berada di persimpangan Jalan Sengkawit dan Jelarai merupakan landmark Kabupaten Bulungan yang memiliki nilai sejarah dan simbolisasi cerita rakyat Bulungan justru seringkali disebut Tugu Telur Pecah yang malah mengaburkan makna bangunan ikonik tersebut.

Untuk memperindah dan semakin memperkenalkan nilai sejarah dari penyimbolan Tugu Putri Lamlai Suri, Pemkab Bulungan berencana melakukan revitalisasi bangunan tersebut dengan menyiapkan anggaran Rp 3 Miliar pada tahun 2024 mendatang.

Baca Juga  Pemda Bulungan Komitmen Dukung Pemberantasan Narkotika

Bupati Bulungan, Syarwani.,S.Pd.M.Si belum lama ini menjelaskan, proses revitalisasi tugu akan dimulai tahun 2024. Dengan tinggi tugu baru mencapai 20 meter dengan berbagai ornament tambahan namun tidak menghilangkan makna dari bangunan tersebut.

“Dibuat lebih ikonik dan menarik tentu tidak menghilangkan, identitas utama dari Tugu Putri Lamlai Suri,”ungkapnya.

Selain itu secara bertahap bangunan tugu juga terintegrasi dengan rencana dibangunya anjungan untuk swafoto dalam kawasan Kebun Raya Bundayati.

“Secara bertahap kita juga akan siapkan anjungan di Kebun Raya untuk berswafoto selfi dengan latar belakang Tugu Lamlai Suri,”jelasnya.

Baca Juga  Pembangunan PLTA Kayan 9.000 MW, Bupati Minta Masyarakat Sekitar Dilibatkan

Bupati juga menekankan pada masyarakat maupun instansi pemerintah untuk membiasakan menyebut bangunan ini sebagaimana seharusnya. Dan tidak lagi menyebutnya dengan Tugu Telur Pecah yang tidak memiliki korelasi nilai sejarah dengan bangunan tersebut.

“Kita minta dukungan semua masyarakat, maupun instansi pemerintah membiasakan tidak menyebutnya Tugu Telur Pecah, tapi Tugu Putri Lamlai Suri,”tegasnya.

Menurutnya Tugu Putri Lamlai Suri memiliki nilai sejarah yang mendalam dari kehidupan dan cerita rakyat masyarakat Bulungan. Sehingga jangan sampai terkaburkan makna dari pembangunan tugu tersebut.

Baca Juga  Malam Ini Pembukaan MTQ ke 49 Bulungan di Masjid Agung Istiqomah

“Proses revitalisasi ini adalah upaya menyegarkan dan menghidupkan kembali nilai sejarahnya. Bukan membangun yang baru, tetapi kita melanjutkan yang telah diletakkan oleh pimpinan sebelumnya. Tinggal melakukan beberapa perbaikan saja. Insya Allah ini adalah kegiatan berkesinambungan yang kita laksanakan,”katanya.

Menurutnya proses redisain ulang Tugu Lamlai Suri sudah selesai tinggal pelaksanaanya. Bangunan tugu nantinya dibuat lebih menarik namun tidak mengurangi substansinya, dengan bahan  yang lebih ringan dan modern, dilengkapi dengan ornament perisai 3 suku asli Bulungan (Dayak, Tidung, Bulungan) dan juga air mancur.(dsh/red)

Bagikan

Tags

Berita Terkait