BULUNGAN-TANJUNGNEWS.COM – Pembentukan Brigade Pangan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan swasembada pangan, dengan melibatkan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengelola lahan pertanian.
Untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Program Brigade Pangan mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal (OPLAH), Pencetakan sawah rakyat (CSR), pengembangan pola kemitraan dengan kelembagaan petani lokal.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian selaku Penanggungjawab progtam Swasembada Provinsi Kaltara, Dr Inneke Kusumawaty, S.STP, MP saat mengukuhkan Brigade Pangan Kabupaten Bulungan beberapa waktu lalu menjelaskan.
“Brigade Pangan nantinya bekerja dalam upaya optimalisasi lahan rawa, akan turun langsung ke lahan pertanian dengan target swasembada pangan,”terangnya.
Menurutnya, Brigade Pangan dibentuk dengan melibatkan anak muda, kemudian dilatih dalam manajemen pertanian modern, termasuk pemberian peralatan mekanis yang dibutuhkan untuk aktivitas pertanian mereka.
“Brigade Pangan ini melibatkan anak muda kita latih manajemen pertanian modern baik dari segi pengelolaan keuangan pola bercocok tanam dan lainya,”jelasnya.
Diterangkan Dr Inneke, pola pertanian modern yang dimaksud bukan hanya fokus pada produksi, namun petani harus mampu dalam pembukuan usaha, termasuk perencanaan agar aktivitas pertanian mereka efisien dan berkelanjutan.
“Brigade Pangan ini lembaga dikoloni petani, seperti kelompok tani sebelumnya namun di modernisasi,”katanya.
Untuk di Kaltara, kata Dr Inneke baru Kabupaten Bulungan yang telah terbentuk Brigade Panganya. Hal tersebut selaras dengan visi dan misi Kabupaten Bulungan yang menargetkan swasembada pangan pada tahun 2026.
“Tugas Brigade Pangan bagaimana mensinergikan pembangunan infrastruktur irigasi khususnya di lahan rawa, karena mengoptimalkan lahan rawa ini perlu waktu dan proses, termasuk menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia)-nya,”ujarnya.
Pihaknya menargetkan, tahun 2025 mulai diluncurkan sehingga bulan Februari mulai tanam dan bulan Mei mulai panen.
“Target kami bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian padi di Kaltara yang sebelumnya sekitar 2-4 ton per hektar dapat meningkat menjadi 5 ton per hektar, memang perlu waktu namun disiapkan dari sekarang,”ulasnya.
Ditanya terkait pendapatan petani Rp 10 juta per bulan. Dr Inneke menjelaskan, setiap Brigade Pangan beranggotakan 15 orang dengan lahan kelola seluas minimal 200 hektare.
Setiap hektare lahan pertanian diprediksi harus mampu memproduksi gabah rata-rata sebesar 5 ton. Dengan begitu, setiap brigade mampu memproduksi gabah kering panen mencapai 1000 ton.
“10 juta pendapatan petani, kalkulasi skemanya adalah 1 Brigade minimal mengelola 200 hektar oleh 15 orang. Pada setiap panen dibagi 15 pendapatan minimal Rp 10 juta, belum termasuk menyewakan alat mekanisnya hanya gabah kering panen,”katanya.
Setiap anggota Brigade Pangen merupakan petani berusia di bawah 40 tahun. Petani-petani tersebut akan mendapatkan dukungan berupa, pelatihan,akses alat dan bahan, seperti benih unggul, pupuk, dan pestisida termasuk bantuan infrastruktur tata air.
Bantuan anggaran untuk setiap Brigade Pangan sekitar Rp 2,8 hingga Rp 3 miliar per kelompok. Anggaran tersebut digunakan untuk menyediakan alat pertanian, seperti benih, pupuk, dan pestisida.
“Bantuan yang diberikan untuk satu paket Brigade Pangan antara Rp 2,8 Miliar hingga Rp 3 Miliar. Angkanya sangat dinamis tergantung usulan sesuai kebutuhan Brigade Pangan,”pungkasnya (dsh/red)