Polda Kaltara Bantah Isu Penggantian Sabu 12 Kg dengan Tawas

Redaksi

Ilustrasi Pengungkapan Barang Bukti Sabu (Tanjungnews.com)
Ilustrasi Pengungkapan Barang Bukti Sabu (Tanjungnews.com)

BULUNGAN-TANJUNGNEWS.COM– Kepolisian Daerah Kalimantan Utara membantah kabar yang beredar di media sosial (medsos) terkait dugaan penggantian barang bukti (BB) narkoba jenis sabu seberat 12 kilogram dengan tawas. Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Pol Budi Rachmat.

Kepada wartawan, Budi menegaskan bahwa isu sabu diganti dengan tawas tidak benar. BB tersebut masih ada dan dalam pengamanan.

Baca Juga  Polda Kaltara Gelar Apel Pasukan Terpusat "Ketupat Kayan 2025" Pengamanan Idul Fitri 1446 H Tahun 2025

“Jadi, tidak ada barang bukti sabu yang diganti dengan tawas,” tegas Kombes Pol Budi Rachmat, Kamis (19/6/25).

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Kaltara, Kombes Pol Yudhistira Midyahwan menjelaskan bahwa kasus yang sedang ditangani saat ini adalah tindak pidana perusakan ruang barang bukti dan pencurian, bukan penghilangan atau penggantian barang bukti.

Baca Juga  Sabu 15 Kg dan 3.400 Pil Ekstasi Senilai Lebih Rp 15 Miliar Dimusnahkan Polresta Bulungan

“Yang kami tangani adalah peristiwa perusakan sesuai Pasal 406 KUHP dan pencurian sesuai Pasal 363 KUHP. Jadi fokus kami pada dugaan tindak pidana tersebut, ,” tegasnya.

Ia menambahkan, saat ini penyidik telah menetapkan dan menahan dua tersangka yang merupakan oknum polisi.

“Penyidikan dimulai sejak 6 Juni 2025. Tersangka pertama berinisial AA dan tersangka kedua DN. Keduanya resmi kami tahan pada 17 Juni 2025,” jelasnya.

Baca Juga  Kapolda Kaltara Sapa WNI di Konsulat RI Tawau, Tegaskan Komitmen Perlindungan Warga di Perbatasan

Polda Kaltara menegaskan komitmennya dalam menegakkan hukum secara transparan dan profesional, termasuk terhadap anggotanya sendiri jika terbukti melakukan pelanggaran.

“Kami pastikan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada yang ditutupi. Masyarakat juga kami imbau agar tidak mudah terpengaruh informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya,” pungkasnya. (dsh/red)

Bagikan

Tags

Berita Terkait