BULUNGAN-TANJUNGNEWS.COM – Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd.M.Si didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) dan jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menerima kunjungan dan pemaparan dari tim Global Green Growwth Institute (GGGI) terkait program Nature-Based Solution (Nbs) for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) dan rencana strategi dalam upaya pembinaan masyarakat di Dusun Siandau, Liagu bertempat di Ruang Rapat Bupati, belum lama ini.
Usai pertemuan Bupati Bulungan Syarwani menjelaskan, jika GGGI adalah organisasi antar pemerintah internasional yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. GGGI berfokus pada pengembangan strategi yang dapat mengurangi kemiskinan, inklusi sosial keberlanjutan, lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
“Komunikasi hari ini dengan teman-teman GGGI terkait program NASCLIM merupakan lanjutan dari diskusi sebelumnya. Pertemuan ini fokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir khususnya di wilayah Siandau, Liagu, Antal dan sebagian wilayah Desa Sekatak,”ungkapnya.
Dalam pemaparanya tim GGGI menjelaskan terkait potensi wilayah yang bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan dengan menggali potensi yang bisa menjadi nilai tambah melaui pengelolaan produk berbasis potensi sumberdaya lokal.
“Saya sangat berterimaksih kepada teman-teman GGGI yang menyampaikan paparan dan melakukan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat selama 2 bulan dalam bentuk pelatihan,”jelasya.
Sehingga potensi perikanan yang dihasilkan oleh petambak dan nelayan di wilayah pesisir Bulungan bisa dikembangkan menjadi bahan olahan bernilai ekonomis tinggi. Salah satunya produk olahan ikan menjadi abon, terasi yang memang produk olahan asli Siandau.
“Pembinaan yang dilakukan bukan hanya mejual bahan baku, tapi bagaimana mengolahnya menjadi produk idustri rumah tangga seperti ikan asap atau abon ikan berbasis potensi sumberdaya lokal,”ulasnya.
Bupati berharap, kedepan dengan kerjasama antara Pemda Bulungan dan pihak GGGI dapat menjadikan pesisir Siandau menjadi pilot project (percontohan) kawasan ekowisata bahari.
“Misalkan orang ingin menikmati suasana kampung nelayan bisa di kampung Siandau, yang dilengkapi dengan kuliner khas hasil tangkapan nelayan Siandau,”jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas permasalahan dasar yang dihadapi masyarakat pesisir Bulungan khususnya Siandau. Salah satunya ketersediaan air bersih, energi listrik yang kurang memadai, termasuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas masyarakat.
“Salah satu hal yang dibahas terkait ketersediaan air bersih, termasuk energi listrik yang selama ini menggunakan tenaga surya komunal. Untuk kebutuhan BBM dan gas saya sudah perintahkan Disperindagkop untuk menghitung kebutuhan riil masyarakat, untuk diperjuangkan penambahan kuota,”katanya.
Dijelaskan bupati, GGGI merupakan salah satu mitra strategis daerah sehingga program pembinaan yang dilakukan diluar tanggungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Sumber pembiayaanya sharing (berbagi) sehingga kita buka diskusi mana porsi GGGI mana yang harus diintervensi Pemda Bulungan melalui APBD,”jelasnya.
Selain di wilayah Siandau, GGGI juga terlibat dalam pengelolaan kawasan Landscape Kayan.
“Dengan kolaborasi banyak hal yang bisa kita kerjakan, termasuk Landscape Kayan bukan hanya berbicara aspek ekologi lingkungan semata. Juga aspek pemberdayaan masyarakat di 18 desa juga menjadi komitmen kita, sehingga ada pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di sepanjang Sungai Kayan,”pungkanya (dsh/red)